Selamat datang di Pusat Informasi Kelapa Sawit

Bisnis Batubara Lesu

0 komentar

Aktifitas pertambangan di Kalsel terancam ambruk menyusul anjloknya harga batubara di pasaran dalam beberapa tahun terakhir. (Ilustrasi: MI/Denny Saputra)
Metrotvnews.com, Banjarmasin: Belum membaiknya bisnis batubara mengharuskan perusahaan yang masih bertahan untuk melakukan efisiensi di berbagai sektor. PT Adaro Indonesia, salah satu perusahaan tambang batubara skala besar di Kalimantan Selatan, terpaksa menghentikan investasi atau belanja alat berat.

Dadang Hermansyah, Plan Section Head (Kepala Bengkel) PT Saptaindra Sejati (SiS) salah satu subkontraktor pertambangan PT Adaro Indonesia, Selasa (24/2/2015), menyebut kondisi bisnis pertambangan batubara yang belum kunjung membaik membuat perusahaan tambang melakukan efisiensi dengan menghentikan sementara investasi alat berat.

"Investasi atau pembelian alat berat terakhir yang dilakukan PT Adaro adalah pada 2011,"  tuturnya.

Pada 2011, PT Adaro Indonesia membeli sebanyak 70 unit megatruk jenis heavy duty (HD) berkapasitas angkut 100-200 ton dengan harga mencapai Rp28 miliar per unit. Truk pengangkut batubara dan disposal ini mempunyai ukuran ban berdiameter 4,0 meter yang harganya mencapaiRp1 miliar per buah.

"Bisnis tambang batubara ini adalah bisnis yang padat modal, sehingga kondisi terpuruknya harga batubara di pasaran sangat berpengaruh pada operasional tambang di lapangan," ungkapnya.

Terhentinya investasi alat berat ini mengharuskan para mekanik bekerja ekstrakeras untuk menjaga kondisi alat berat agar selalu siap pakai, termasuk memperhatikan perbaikan rutin hingga pergantian sparepart secara kanibal.

Jumlah alat berat jenis HD yang dioperasikan di area tambang PT Adaro seluas kurang lebih 2.000 hektare di dua kabupaten di Kalsel, yakni Tabalong dan Balangan sebanyak 300 unit, ditambah 50 unit sebagai cadangan.

Pada bagian lain, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kalsel Kustono Widodo mengakui belum pulihnya sektor pertambangan di Kalsel. Terpuruknya bisnis pertambangan batubara ini sudah berlangsung sejak empat tahun terakhir, dan belum ada tanda-tanda kembali pulih dalam waktu dekat.

"Banyak perusahaan tambang bangkrut dan yang masih bertahan pun terpaksa melakukan efisiensi besar-besaran," tambahnya.

Saat ini diperkirakan tersisa tak lebih dari 100 perusahaan pertambangan yang masih beroperasi di Kalsel. Padahal di Kalsel tercatat ada 870 izin usaha pertambangan baik PKP2B dan IUP.

Terpuruknya bisnis batubara ini juga dialami perusahaan penyedia jasa rental alat berat.
ADF
Share this article :

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

 
Support : PT Fin Komodo Teknologi | Creating Website | Dewa Yuniardi | Mas Template | Pusat Promosi
Copyright © 2012-2015. Pertambangan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger