Memang sama-sama bergantung rezeki, tapi lebih berduit menambang batu akik |
Bengkulu (ANTARA News) - Sebagian besar penambang emas asal Desa Ulak
Lebar dan Desa Muara Sahung, Kecamatan Muara Sahung, Kabupaten Kaur,
Bengkulu, beralih menjadi penambang batu akik.
"Mencari batu akik lebih menjanjikan daripada mencari emas," kata Kadis, salah seorang mantan penambang emas di Kaur, Minggu.
Saat ditemui di lokasi penambangan batu akik di sekitar Desa Luang Batu Api, Kadis mengatakan sudah dua tahun terakhir beralih menjadi penambang batu akik.
Selain karena pendapatan lebih tinggi, jarak tempuh lokasi penambangan juga menjadi pertimbangan.
Untuk mencapai lokasi pertambangan emas, mereka harus berjalan kaki selama dua hari ke dalam hutan.
"Sedangkan mencari batu akik sangat dekat dari desa," kata dia.
Untuk mendapat emas paling banyak lima gram menurut Kadis perlu waktu lebih dari dua hari.
Sedangkan pendapatan menambang batu akik bisa mencapai puluhan juta dalam sehari.
"Memang sama-sama bergantung rezeki, tapi lebih berduit menambang batu akik," kata dia.
Penambang emas lainnya, Sardimin mengatakan saat ini hanya sebagian kecil penduduk setempat mencari emas.
"Masih ada yang cari emas tapi tidak sebanyak dulu lagi, sudah pindah cari batu akik," katanya.
Sardimin mengatakan sebelum harga batu akik melambung di pasaran, para pencari emas bisa berkelompok hingga 60 orang, saat ini hanya 10 orang, sisanya beralih mencari batu akik.
Wilayah Muara Sahung merupakan salah satu daerah penghasil bahan batu akik di Bengkulu, yang ditambang secara tradisional.
Jenis batu akik yang terdapat di daerah setempat antara lain rafflesia merah, cempaka, sulaiman, batu lumut hingga berbagai warna teratai.
"Mencari batu akik lebih menjanjikan daripada mencari emas," kata Kadis, salah seorang mantan penambang emas di Kaur, Minggu.
Saat ditemui di lokasi penambangan batu akik di sekitar Desa Luang Batu Api, Kadis mengatakan sudah dua tahun terakhir beralih menjadi penambang batu akik.
Selain karena pendapatan lebih tinggi, jarak tempuh lokasi penambangan juga menjadi pertimbangan.
Untuk mencapai lokasi pertambangan emas, mereka harus berjalan kaki selama dua hari ke dalam hutan.
"Sedangkan mencari batu akik sangat dekat dari desa," kata dia.
Untuk mendapat emas paling banyak lima gram menurut Kadis perlu waktu lebih dari dua hari.
Sedangkan pendapatan menambang batu akik bisa mencapai puluhan juta dalam sehari.
"Memang sama-sama bergantung rezeki, tapi lebih berduit menambang batu akik," kata dia.
Penambang emas lainnya, Sardimin mengatakan saat ini hanya sebagian kecil penduduk setempat mencari emas.
"Masih ada yang cari emas tapi tidak sebanyak dulu lagi, sudah pindah cari batu akik," katanya.
Sardimin mengatakan sebelum harga batu akik melambung di pasaran, para pencari emas bisa berkelompok hingga 60 orang, saat ini hanya 10 orang, sisanya beralih mencari batu akik.
Wilayah Muara Sahung merupakan salah satu daerah penghasil bahan batu akik di Bengkulu, yang ditambang secara tradisional.
Jenis batu akik yang terdapat di daerah setempat antara lain rafflesia merah, cempaka, sulaiman, batu lumut hingga berbagai warna teratai.
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.