Pengertian dan kegunaan
Peta geologi adalah gambaran tentang keadaan geologi suatu wilayah.
Yang meliputi susunan batuan yang ada ( stratigrafi ) dan bentuk-bentuk
( struktur ) dari masing-masing satuan batuan tersebut.
Peta geologi merupakan sumber informasi dasar yang antara lain : jenis-jenis batuan. Ketebalan dan arah penyebaran batuan, susunan / urutan satuan batuan, struktur, pelapisan, kekar dan perlipatan. Serta proses yang pernah terjadi didaerah ini. Peta geologi adakalanya dibuat berdasarkan kepentingannya, misalkan untuk kepentingan ilmiah ( science ), untuk kepentingan pertambangan atau teknik sipil ( engrinering ) atau kepentingan lain misalnya pertanian lingkungan dsb. Hal secara prinsip sama, misalnya pada “ peta geologi teknik “, disamping dicantumkan jenis batuan, disini juga dibedakan hasil pelapukan ( soil ), tanah timbunan, juga sifat-sifat teknik batuan, muka air tanah, kedalam bataun dasar.
Peta geologi merupakan sumber informasi dasar yang antara lain : jenis-jenis batuan. Ketebalan dan arah penyebaran batuan, susunan / urutan satuan batuan, struktur, pelapisan, kekar dan perlipatan. Serta proses yang pernah terjadi didaerah ini. Peta geologi adakalanya dibuat berdasarkan kepentingannya, misalkan untuk kepentingan ilmiah ( science ), untuk kepentingan pertambangan atau teknik sipil ( engrinering ) atau kepentingan lain misalnya pertanian lingkungan dsb. Hal secara prinsip sama, misalnya pada “ peta geologi teknik “, disamping dicantumkan jenis batuan, disini juga dibedakan hasil pelapukan ( soil ), tanah timbunan, juga sifat-sifat teknik batuan, muka air tanah, kedalam bataun dasar.
Peta Topografi dan Skala Peta
Peta adalah suatu penyajian pada bidang datar dari seluruh atau sebagian
unsur permukaan bumi yang digambar dalam skala tertentu. Peta
seringkali sangat efektif untuk menunjukkan lokasi dari obyek obyek
alamiah maupun obyek buatan manusia, baik ukuran maupun hubungan antara
satu obyek dengan obyek lainnya. Sebagaimana dengan foto, peta juga
menyajikan informasi yang barangkali tidak praktis apabila dinyatakan
atau digambarkan dalam susunan kata-kata. Kebanyakan dari peta yang
dikenal hanya memperlihatkan bentuk dua dimensi saja, sedangkan para
pengguna peta seperti ahli geologi membutuhkan bentuk 3 dimensi (unsur
ketinggian) juga disajikan dalam peta. Peta yang menyajikan unsur
ketinggian yang mewakili dari bentuk lahan disebut dengan peta
topografi. Meskipun berbagai teknik telah banyak dipakai untuk
menggambarkan unsur ketinggian, akan tetapi metoda yang paling
akurat/teliti adalah memakai garis kontur.
Garis kontur adalah suatu garis di peta yang mewakili hubungan
garis imaginer (hayal) yang terdapat di permukaan tanah yang mempunyai
ketinggian yang sama. Adapun sifat-sifat garis kontur adalah sebagai
berikut:
- Garis kontur akan berpola seperti huruf V jika melalui suatu lembah atau sungai yang berada di daerah berelief tinggi, seperti hulu sungai.
- Garis kontur yang berada dekat bagian atas suatu puncak bukit akan berbentuk melingkar tertutup. Bagian puncak bukit adalah merupakan bagian tertinggi dari kontur yang membentuk lingkaran tertutup.
- Garis kontur pada daerah yang berlereng landai dicirikan oleh spasi kontur yang renggang.
- Garis kontur pada daerah yang berlereng terjal dicirikan oleh spasi kontur yang rapat.
- Garis kontur dengan spasi yang teratur mewakili wilayah yang memiliki lereng yang seragam
- Garis kontur tidak akan saling berpotongan satu dengan lainnya, kecuali jika berada di daerah lereng yang menggantung (overhanging).
- Perubahan arah kemiringan lereng selalu diperlihatkan dengan perulangan dari ketinggian yang sama seperti dua buah garis kontur yang berbeda dengan nilai ketinggian yang sama.
Relief adalah perbedaan ketinggian antara dua
titik/lokasi. Relief maksimal adalah perbedaan tinggi maksimal dan
tinggi minimal pada suatu wilayah. Pada peta, relief di nyatakan dengan
interval kontur. Nilai interval kontur pada garis kontur yang berurutan
biasanya diformulasikan dengan skala peta dibagi dengan angka 2.000.
Sebagai contoh, peta dengan skala 1 : 25.000 mempunyai interval kontur
12.5 meter, sedangkan peta skala 1 : 50. 000 mempunyai interval kontur
25 meter.
Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar (base maps) dan merupakan peta yang mendasari dalam pembuatan peta geologi. Sebagaimana diketahui bahwa peta dasar tidak saja diperlukan oleh para ahli geologi, namun juga diperlukan oleh para ahli teknik lainnya dan para teknisi serta para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya atau melaksanakan suatu proyek pembangunan. Ketelitian suatu peta sangat ditentukan oleh Skala Peta. Skala peta adalah suatu perbandingan antara obyek yang terdapat di permukaan bumi dan di atas peta. Dalam prakteknya, skala peta ditentukan oleh kebutuhan si pengguna. Untuk perencanaan teknis, seperti perencanaan gedung, saluran drainase, kontruksi bangunan dan pondasi bendungan, umumnya menggunakan skala peta yang besar, yaitu skala 1 : 500 ; 1 : 1.000, 1 : 2.000; atau 1 : 5.000.
Pada umumnya peta skala besar dibuat dengan cara pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan theodolite dan atau tenol sebagai alat ukur dalam pembuatan peta teknis dan peta skala besar bersifat detail serta memiliki ketelitian dan akurasi yang sangat tinggi.
Di Indonesia untuk memperoleh peta topografi / rupabumi yaitu dengan cara memesan atau membeli ke lembaga yang memang bertugas menyediakan peta rupabumi. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) adalah lembaga pemerintah yang fungsi dan tugasnya menyediakan peta rupabumi standar yang diperlukan oleh pengguna, baik sektor pemerintah maupun sektor swasta maupun perorangan. Adapun skala peta yang diterbitkan oleh Bakosurtanal pada umumnya adalah peta-peta berskala 1 : 10.000 (khusus untuk wilayah Jabotabek), sedangkan untuk pulau Jawa umumnya adalah peta-peta berskala 1 : 25.000 dan 1 : 50.000, sedangkan untuk Sumatra, Bali, Sebagian Kalimantan, Sebagian Sulawesi tersedia peta rupabumi berskala 1 : 50.000 dan wilayah-wilayah lainnya masih berskala 1 : 100.000 sampai skala yang lebih kecil lagi.
Peta topografi dikenal juga sebagai peta dasar (base maps) dan merupakan peta yang mendasari dalam pembuatan peta geologi. Sebagaimana diketahui bahwa peta dasar tidak saja diperlukan oleh para ahli geologi, namun juga diperlukan oleh para ahli teknik lainnya dan para teknisi serta para pelaksana dalam melaksanakan pekerjaannya atau melaksanakan suatu proyek pembangunan. Ketelitian suatu peta sangat ditentukan oleh Skala Peta. Skala peta adalah suatu perbandingan antara obyek yang terdapat di permukaan bumi dan di atas peta. Dalam prakteknya, skala peta ditentukan oleh kebutuhan si pengguna. Untuk perencanaan teknis, seperti perencanaan gedung, saluran drainase, kontruksi bangunan dan pondasi bendungan, umumnya menggunakan skala peta yang besar, yaitu skala 1 : 500 ; 1 : 1.000, 1 : 2.000; atau 1 : 5.000.
Pada umumnya peta skala besar dibuat dengan cara pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan theodolite dan atau tenol sebagai alat ukur dalam pembuatan peta teknis dan peta skala besar bersifat detail serta memiliki ketelitian dan akurasi yang sangat tinggi.
Di Indonesia untuk memperoleh peta topografi / rupabumi yaitu dengan cara memesan atau membeli ke lembaga yang memang bertugas menyediakan peta rupabumi. Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) adalah lembaga pemerintah yang fungsi dan tugasnya menyediakan peta rupabumi standar yang diperlukan oleh pengguna, baik sektor pemerintah maupun sektor swasta maupun perorangan. Adapun skala peta yang diterbitkan oleh Bakosurtanal pada umumnya adalah peta-peta berskala 1 : 10.000 (khusus untuk wilayah Jabotabek), sedangkan untuk pulau Jawa umumnya adalah peta-peta berskala 1 : 25.000 dan 1 : 50.000, sedangkan untuk Sumatra, Bali, Sebagian Kalimantan, Sebagian Sulawesi tersedia peta rupabumi berskala 1 : 50.000 dan wilayah-wilayah lainnya masih berskala 1 : 100.000 sampai skala yang lebih kecil lagi.
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.